Tahu bahaya rokok bagi kesehatan tetapi sulit melepaskan diri dari jerat nikotin. Ada cara efektif mengatasinya, bahkan dalam waktu seminggu sudah ogah merokok.
Tidak sulit menemukan perokok di Indonesia. Hampir di setiap sudut lingkungan, kita dapat menemui setidaknya satu orang perokok. Tidak jarang bahkan kita temukan perokok di dalam suatu pusat perbelanjaan yang sudah jelas-jelas berpendingin ruangan. Alasannya, tidak terdapat larangan merokok di sekitar mereka.
Perda larangan merokok memang sudah ditetapkan. Dalam perda tersebut, salah satunya mengatur para perokok untuk tidak merokok di tempat umum. Namun aturan tinggal aturan, tanpa sanksi yang bikin kapok. Tak pelak masih banyak orang mengisap rokok di tempat-tempat umum dengan asap yang sangat mengganggu.
Kenapa mencandu
Dalam satu batang rokok, terdapat berbagai kandungan kimia berbahaya yang mungkin tidak disangka-sangka. Nikotin, yang merupakan komponen adiktif pada tembakau, dapat mempengaruhi otak dalam waktu 10 detik. Nikotin juga bertanggung jawab menyebabkan otak perokok merasa rileks, denyut jantung, tekanan darah, dan adrenalin menjadi lebih baik. Karena itulah perokok justru merasa tidak enak jika tidak merokok.
Nikotin bukan satu-satunya. Masih ada tar yang terdiri dari 4.000 bahan kimia, 60 di antaranya pemicu kanker. Tar melekat pada rambut-rambut kecil yang melindungi paru-paru dari infeksi sehingga rambut-rambut ini tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Selain itu, tar melapisi dinding sistem pernapasan, mempersempit tabung saluran udara, dan mengurangi elastisitas paru-paru. Inilah yang memicu kanker paru-paru dan penyakit pernapasan kronis.
Rokok pun mengandung karbon monoksida yang juga ditemukan pada asap buangan kendaraan bermotor. Senyawa ini menurunkan jumlah oksigen dalam darah dan menghalangi semua kinerja organ penyalur oksigen. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen, jantung mengalami penebalan dan bekerja lebih keras dalam memompa darah. Ini salah satu biang keladi serangan jantung mendadak pada perokok.
Belum berhenti sampai di situ, sebatang rokok memuat bahan kimia berbahaya lainnya seperti sianida, benzene, kadmium, metanol, asetilena, amonia, formaldehida, hidrogen, hingga arsenik. Masing-masing senyawa tersebut biasa digunakan sebagai bahan pengawet hingga racun tikus. Zat macam inilah yang diisap perokok setiap saat.
Sulit berhenti
Memang belum banyak yang mengetahui secara persis “koleksi” bahaya dalam sebatang rokok. Namun para “ahli isap” itu sebenarnya tahu merokok membahayakan kesehatan, tetapi efek candu membuat mereka sulit berhenti jika tidak punya niat yang kuat.
Menurut R. Hindar Boesono, seseorang mungkin akan berhenti merokok bila mengetahui asal-usul rokok. “Pertama kita harus tahu asal-usul rokok. Awalnya rokok digunakan bangsa Indian untuk memanggil roh-roh halus. Mereka melakukan meditasi dan menyedot 100 batang rokok dijadikan satu. Roh halus yang datang memberikan ilham. Untuk mengobati penyakit misalnya,” kata periset herbal yang khusus meneliti tentang menghentikan kecanduan merokok. Ia menambahkan, aktivitas seperti itu tentu saja musyrik bagi kaum muslim.
Karena itu, niat yang kuat diperlukan supaya bisa berhenti. Untuk mengurangi efek candu, ekstrak buah dan daun mengkudu membantu. “Justru nanti merokok itu akan menjadi tidak enak. Kandungan alkaloid dalam mengkudu mempengaruhi sel-sel neuron dan otak sehingga nikotin terasa kurang nikmat lagi,” bapak yang biasa disapa Boesono ini menjelaskan.
Alkaloid yang terkandung dalam mengkudu itu dari jenis seronin. Seronin ini bekerja memodifikasi dan menguatkan struktur protein dalam sel tubuh manusia. Buah yang dikenal dengan buah noni ini dapat merangsang tubuh untuk memproduksi nitrit oksida yang berfungsi melawan tumor, infeksi virus, bakteri, dan parasit. Penelitian 40 dokter terhadap 447 pasien perokok di Amerika Serikat pun menunjukkan, buah noni dapat menolong ketergantungan perokok sebanyak 58%.
Khasiat ekstrak mengkudu ini pun sudah dibuktikan Amir. Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat, tersebut mengaku mencoba berhenti merokok dengan bantuan ekstrak mengkudu. Bahkan pria ini sukses berhenti merokok dalam waktu kurang satu minggu konsumsi. Begitu pula dengan H. Syarief. Warga Bogor ini berhenti merokok setelah mengetahui asal usul, bahaya, serta dibantu dengan ekstrak mengkudu.
Keinginan untuk berhenti merokok memang tidak serta merta timbul setelah mengonsumsi ekstrak ini. “Kemajuan pertama yang muncul bukan keinginan berhenti merokok, tapi yang awalnya nggak enak tidur, sekarang lebih nyenyak. Yang tadinya pegal-pegal, pegalnya hilang. Lalu badannya ringan. Lama-lama, muncul perasaan kalau merokok itu tidak enak,” papar bapak kelahiran 4 Mei 1946 ini.
Satu Bulan
Tidak lama agar keinginan merokok tersebut berkurang. Boesono memberikan training mulai dari asal-usul rokok, bahaya merokok, serta membangkitkan motivasi dalam diri seseorang untuk berhenti merokok. Setelah perokok tersebut termotivasi, baru ekstrak mengkudu diberikan untuk membantu menurunkan selera terhadap rokok dan memulihkan kondisi kesehatan perokok.
“Setelah saya training satu jam, saya berikan 30 kapsul gratis. Untuk permulaan, sebelum tidur malam minum satu kapsul. Kalau belum terasa (efeknya), coba dua kapsul,” saran pemilik CV Morinda House di Bogor ini. Biasanya, saat 30 kapsul tersebut habis dalam waktu sekitar satu bulan, seseorang akan berhenti total merokok. Selama konsumsi, perkembangannya pun akan terus dipantau.
Training yang diberikan Boesono pun tanpa dipungut bayaran. “Ini memang sengaja tidak dikomersilkan, lebih manusiawi. Kecuali kalau memang ada yang ingin berbisnis. Karena sebenarnya orang yang merokok itu kasihan sekali,” tutupnya berempati.
Renda Diennazola, Ratna Budi Wulandari
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar