Rusuh Mesir: Lawan Kudeta Militer, Rakyat Diadu Domba, Caranya? Puluhan Gereja Dibakar!
Campur aduk rasanya melihat berita tentang Mesir. Coup d’etat di Mesir adalah ironi di tengah dunia yang semakin beradab. Mursi, presiden yang hafal seluruh isi al-Quran (hafiz) itu adalah presiden Mesir yang terpilih secara syah dan konstitusional setelah memenangkan pemilu yang demokratis sebagai buah dari revolusi Arab Spring di Mesir tahun 2012 lalu.
Namun rumus fisika sejarah sejak zaman primitif masih saja berulang, ada kelompok dalam kontentasi pemilu yang tidak siap menerima kekalahan. Mereka melakukan kerusuhan, anarkisme, bahkan hingga perkosaan massal. Barbar. Amerika sendiri yang acap bicara demokrasi terlihat ambigu dan galau.
Jumlah Korban Yang Simpang-Siur
Akhirnya kekerasan meluas ke seantero Mesir setelah pasukan keamanan secara brutal membumihanguskan kamp-kamp pengunjuk rasa di alun-alun Rabiah al-Adawiyah dan Nahda. Konflik berdarah ini telah menewaskan lebih dari 600 orang versi Ikhwanul Muslimin (IM).
Sedangkan Kementerian kesehatan menyatakan korban meninggal baru 278. Sedangkan sumber tak resmi menyatakan lebih dari 2.300 orang.
Tak hanya itu, Ikhwan juga menyebut korban luka mencapai lebih dari sepuluh ribu orang, seperti dilansir nvonews.com, Kamis (15/8/13).
Jika dibandingkan saat revolusi penggulingan Husni Mubarak, sejumlah kalangan mencatat korban tewas ketika itu mencapai 846 orang dalam rentang waktu sekitar dua pekan.
Unjuk rasa sudah berlangsung sejak Mursi digulingkan lewat kudeta militer tak berdarah awal bulan Juli 2013 lalu. Demonstran menuntut Mursi dibebaskan dan menuntut posisinya sebagai presiden dikembalikan.
Untuk mengatasi kerusuhan berdarah ini, Presiden Adli Mansur menetapkan keadaan darurat sebulan. Dia memerintahkan militer membantu polisi menertibkan keadaan dan melindungi semua fasilitas negara.
Mursi kini ditahan buat kepentingan penyelidikan. Dia dituding terlibat pembunuhan dan penculikan lawan politik. Dia juga dituduh menjalin kontak dengan Hamas.
Keterangan gambar atas: Bentuk “Perisai Manusia” yang mengelilingi para demonstran wanita di Tahrir Square yang menakjubkan. Untuk melindungi perempuan di Lapangan Tahrir Kairo dari pelecehan seksual dan penyerangan, para pemuda Mesir membentuk perisai manusia mengelilingi pengunjuk rasa perempuan. (klik untuk memperbesar).
Caption for pictures above: Amazing “Human Shield” forms around women protestors in Tahrir Square. To protect women in Cairo’s Tahrir Square from sexual harassment and assault, Egyptian men have begun forming human shields around the female protesters. To protect women in Cairo’s Tahrir Square from sexual harassment and assault, Egyptian men have begun forming human shields around the female protesters (click to enlarge).
Demokrasi Standar Ganda
Kudeta Mesir sendiri sebetulnya hanyalah de javu (pernah terjadi) atas tragedi serupa yang terjadi di Aljazair dimana kemenangan kelompok Islam Front Islamique du Salut yang menang mutlak 51% pada 1991 (dan meraih 81% kursi parlemen) akhirnya di kudeta oleh militer di negara itu.
Juga de javu serupa atas kemenangan kelompok Islam HAMAS (harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyah) di Palestina tahun 2006 yang akhirnya justru diboikot oleh dunia barat.
Umat masih berharap pada Turki, dimana kemenangan kelompok Islamis Adalet ve Kalkınma Partisi (AKP) yang kini dipimpin Erdogan akan menyanggah semua kekhawatiran itu.
Turki yang perlahan menuju menjadi Negara industri di bawah AKP sedang menuju kemajuan. Angka wisatawan meningkat dari 4 juta menjadi 35 juta, tingkat kesejahteraan naik 300%.
Keberhasilan Turki juga kerap diulas di harian Al Ahram, dan Al Akhbar (Mesir), Aljazirah (Qatar), Al Sharq Al Awsat (Saudi), Al ‘Arabiyah, dan Al Khalij. Kelompok AKP sebetulnya mewakili fenomena baru sebagai apa yang disebut oleh pengamat dengan istilah “islamist democrat”, sebuah kelompok Islam yang berusaha mengimplementasikan tujuan-tujuannya melalui prosedur-prosedur demokrasi. Keberhasilan Turki harusnya menjadi contoh bagi As-Sisi bahwa kemenangan kelompok Islamis tidak perlu ditakuti.
Beberapa Jam Setelah Kudeta Militer, Utusan Israel Langsung Kunjungi Mesir
Harian Yediot Aharonot Jumat 5 Juli 2013 melansir, utusan Israel datang ke Kairo pada hari Kamis (4/7). Kedatangan tersebut diisi dengan berbagai pertemuan dengan beberapa pejabat keamanan Mesir. Selain itu, juga untuk mengkoordinasikan sikap seputar berbagai peristiwa di dataran Sinai beberapa hari ini.
Harian tersebut menambahkan bahwa pertemuan Israel-Mesir tersebut bertujuan untuk menjalin kerjasama keamanan di wilayah kedua negara, mengantisipasi kondisi yang akan terus berkembang beberapa hari ke depan.
Hal ini dinilai sebagai perkembangan yang positif dalam hubungan kedua negara setelah Presiden Mursi dijatuhkan.
Sumber keamanan Mesir menyebutkan bahwa Mesir dan Israel sudah siaga menghadapi kemungkinan Ikhwanul Muslimin meminta sayap militer Hamas di Gaza untuk melancarkan serangan militer sebagai balas dendam atas penggulingan Mursi.
Kekhawatiran ini juga terlihat dari peningkatan keamanan yang dilakukan pihak Israel di perbatasan dengan Mesir. Hal yang sama dilakukan pihak Mesir di dataran Sinai. Perlu diketahui, Israel termasuk negara yang secara resmi menyatakan dukungan terhadap militer Mesir yang menggulingkan Mursi.
Pendukung Mursi Dituduh Serang dan Bakar Gereja
Para penyokong Muhammad Mursi telah dituduh menyerang 45 gereja. Kejadian itu di antaranya berlangsung di kota Minya (12 insiden) dan Assiut (8), seperti dilansir stasiun televisi Russian Today, Kamis (15/8/13).
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata buat membubarkan massa membakar sejumlah gereja di Minya. Di Assiut, sekitar tiga ribu pendukung Ikhwanul Muslimin bentrok dengan polisi. Gereja-gereja di Mesir hari Jumat (16/8/13) membatalkan misa pagi karena takut bakal diserang.
Pendeta Hedra di Mesir: “Tidak Benar Umat Islam Menyerang Kristen dan Gereja”
Pendeta Hedra, Uskup Agung Aswan di Mesir, memberikan pernyataan yang mengejutkan bahwa para pendukung Muhammad Mursi sama sekali tidak mengganggu gereja dan umat Kristen di Mesir selama tragedi pembantaian Agustus 2013 pekan ini berlangsung.
Seiring dengan korban yang terus berjatuhan, beredar berita serta foto yang menyatakan bahwa pendukung Mursi membakar gereja di Mesir—dalam hal ini Gereja Mar Girgis di desa al-Marinab. Berita itu membuat orang-orang Koptik menggelar protes besar-besaran di luar gedung televisi pemerintah di Kairo untuk memprotes diskriminasi agama di negara ini.
“Tidak benar bahwa umat Islam di desa menyerang Kristen selama pembangunan gereja, atau bahwa mereka mencoba untuk menghancurkannya atau menurunkan salib dari kubahnya,” kata biarawan itu dalam sebuah wawancara dengan saluran Karma Koptik. Media-media lokal Mesir ramai memberitakan hal pembakaran gereja oleh pendukung Mursi ini, termasuk di negara-negara lain. Salah satunya Indonesia.
Lalu beredar di Internet foto dibawah ini, memperlihatkan lebih dari 20 pria muslim mengenakan pakaian tradisional Islam berjejer sambil berpegangan tangan di depan sebuah katedral yang besar. Tindakan itu dilakukan dengan maksud untuk melindungi gereja dari aksi perusakan dan serangan saat umat Kristen menghadiri misa di dalam gereja itu.
Foto diatas ini juga mendapat perhatian besar di berbagai media setelah diunggah di Twitter oleh Pater James Martin, seorang pendeta dari ordo Yesuit yang juga penulis dan editor di sebuah majalah Katolik.
Martin, yang punya 30 ribu pengikut, mengomentari foto itu dan kemudian kembali dikomentari oleh para pengikutnya lebih dari 600 kali dan menjadi favorit hampir 300 kali.
Uskup Koptik Makarius: Aparat Keamanan Dibalik Perusakan dan Pembakaran Gereja Mesir
Sementara itu, melalui sambungan telepon dengan stasiun televisi NEWS seperti diberitakan Dakwatuna, Uskup Makarius di propinsi Almenya akhirnya menyatakan kecurigaannya tentang aksi perusakan gereja di tempatnya.
Beberapa kecurigaan itu misalnya, waktu perusakan dimulai bersamaan dengan aksi pembubaran paksa demonstran di Rab’ah Al Adawiyah dan Lapangan Nahdhah, yaitu Rabu pagi. Sehingga mengesankan bahwa perusakan itu sudah direncanakan berhubungan dengan pembubaran paksa para demonstran.
Selain itu, tidak ada pihak kepolisian yang sudi mengamankan lokas-lokasi tersebut. Ketika terjadi perusakan, pihak gereja telah menghubungi kepolisian untuk mengamankan.
Namun disayangkan, kepolisian meminta maaf tidak bersedia datang memenuhi permintaan tolong tersebut.
Beberapa hari setelah kejadian, pihak gereja mengajukan protes kepada depdagri dan perdana menteri. Pihak-pihak tersebut memohon maaf, dan berjanji akan memperkuat pengamanan. Namun hingga saat ini janji tersebut tidak ada kenyataannya.
Ada hal lain yang menambah kecurigaan, yaitu adanya kesamaan cara, metode dan alat perusak yang digunakan dalam setiap gereja. Padahal letak gereja-gereja tersebut berjauhan dan kejadian berlangsung pada waktu yang hamper bersamaan.
Keganjilan-keganjilan ini memperkuat dugaan adanya upaya-upaya yang sengaja dilakukan pihak-pihak tertentu yang bertujuan menyudutkan pendukung Mursi. Sehingga tepatlah kalau mereka dicap sebagai teroris dan layak dibantai.
Dipilihnya propinsi Almenya, karena memang di sana sering terjadi kasus SARA yang kadang menjadi penyebab jatuhnya banyak korban jiwa. Di propinsi Almenya, terjadi aksi perusakan beberapa gereja. Di antaranya ada yang rusak total, dan sebagian rusak terbatas.
Tuduhan Menteri dalam negeri terhadap pendukung pro Mursi yang melakukan aksi pembakaran dan perusakan gereja, dibantah langsung oleh pernyataan Baba Koptik tinggi di provinsi Al Menya, Mesir.
Dalam percakapan melalui sambungan telepon dengan stasiun televisi NEWS, Uskup Makarius, menyatakan kecurigaannya tentang aksi perusakan beberapa gereja di di propinsi Al Menya.
Ini adalah video rekaman percakapan Uskup Makarius dengan stasiun televisi NEWS tersebut:
Ikhwanul Muslimin (IM) juga membantah bahwa pengacau itu dari mereka, sedangkan para penyerbu, sengaja menggunakan atribut and slogan yang mudah dikenal oleh media asing agar mudah dikenali sebagai ‘Orang-orang IM’.
Sedangkan umat Islam tentu meyakini misi “agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia” atau lebih dikenal dengan istilah “rahmatan lil ‘alamin”, sebab istilah rahmatan lil-’alamin telah dinyatakan oleh Al Qur’an.
Istilah rahmatan lil-’alamin dipetik dari salah satu ayat Al Qur’an; وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِين
“Wa maa arsalnaaka illaa rahmatan lil-’aalamiin (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam).” (QS Al Anbiya’ : 107).
Atas dasar itulah yang kini menjadi taruhan oleh kaum Muslim di Mesir untuk menjaga yang minoritas. Namun mereka juga selalu mengingatkan bahwa kaum pembantai para nabi dan penyangkal kebeneran sejak dulu selalu ada, dan selalu menentang bahkan mengejar untuk membunuh para nabi sejak nabi Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, Musa, Daud, Sulaiman, Isa hingga Muhammad, bahkan sejak sebelum nabi Nuh. Dan perlu diingat bahwa dari sekian banyak nabi hanya ada dua nabi yang berhasil lolos, yaitu Nabi Isa as dan Nabi Muhammad saw.
Walaupun sempat “kecolongan” namun Umat Islam di Mesir selalu berusaha dan telah melakukan yang terbaik untuk saudara-saudara sebangsa dan setanah air mereka yang beda agama.
Mereka kaum Muslimin, Katolik dan Kristen tetap tak ingin negerinya terpecah belah oleh kaum imperialis zionis yang sengaja dan selalu berusaha mengadu domba mereka.
Pada video berikut, memperlihatkan pemuda Ikhwanul Muslimin (IM) melindungi gereja selama demo Pro Mursi. Beberapa kejadian perusakan gereja justru dilakukan oleh kelompok pengacau yang ingin mengadu domba. Oleh karena itu, perlu diamankan, agar tidak dinodai oleh provokator.
Pemuda Ikhwanul Muslimin (IM) melindungi gereja selama demo Pro Mursi
Respon Kepala Negara Dunia
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Gedung Putih mengecam pertumpahan darah terjadi di Mesir. Amerika menyebut kekerasan itu tidak akan membawa perdamaian, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Kamis (15/8/13). Kerry mendesak pemerintahan sementara di Ibu Kota Kairo mengakhiri situasi darurat secepatnya.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague juga kemarin menanggapi kekerasan di Mesir dengan penyesalan dan keprihatinan mendalam. Dia mengecam penggunaan kekerasan dari pihak keamanan dalam membubarkan massa pendukung Mursi.
Sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) prihatin atas kekerasan yang dilakukan militer Mesir terhadap massa pendukung mantan Presiden Muhammad Mursi.
SBY berharap situasi di negeri Firaun itu ke depan tak semakin memburuk.
Dalam kicauan berbahasa Inggris di akun twitternya, SBY berharap pemerintah Mesir, militer dan pihak Ikhwanul Muslimin dapat mencari solusi bersama agar korban tak kembali berjatuhan.
“The excessive use of military force against protesters in Egypt contradict democratic values and human rights. *SBY*,” kata SBY dalam akun twitter @SBYudhoyono beberapa jam lalu, Jumat (16/8/13).
Pihak yang berseteru harus segera menghentikan tindak kekerasan.
SBY lantas mengambil contoh kisruh yang terjadi di Indonesia pada 1998.
Saat itu, menurutnya, Indonesia mengalami kekacauan politik dan ancaman keamanan. Namun, Indonesia dapat mengatasinya karena rakyat bersama militer sama-sama mendukung reformasi.
“15 yrs ago RI endured political turmoil, security threats. We overcame them because military & civilians together supported reforms. *SBY*,” katanya.
“TNI reformed internally & supported democracy; civilian leaders worked w/ military to solidify new political landscape. *SBY*.”
Pemerintah Mesir akan bubarkan Ikhwanul Muslimin (IM)
Perdana Menteri Mesir Hazem el-Beblawi hari ini Minggu (18/8/13) mengajukan usulan pembubaran Ikhwanul Muslimin kepada Kementerian Urusan Sosial. “Usulan itu kini tengah dipelajari,” kata juru bicara pemerintah Sherif Shawky, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (17/8/13).
Kementerian Urusan Sosial merupakan tempat pemberian izin keberadaan lembaga swadaya masyarakat atau organisasi lainnya. Dengan pengajuan proposal itu maka ada kemungkinan Ikhwanul Muslimin akan dilarang di seantero Mesir.
Dalam sepekan terakhir ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin sekaligus Presiden terguling Muhammad Mursi menggelar aksi demo besar-besaran di Ibu Kota Kairo dan sejumlah kota lain. Rabu lalu militer dan pihak keamanan terpaksa membubarkan paksa unjuk rasa mereka.
(sumber: aljazeera / dakwatuna / fimadani / islampos /al-Arabiya / News Egypt / merdeka / NVOnews / Russia Today / berbagai sumber lainnya)
Artikel Lainnya:
*****
((( IndoCropCircles.wordpress.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar